Download ebook, paper, report, artikel, buletin ...

 

  • Memberi Suara pada yang Bisu


    Dalam buku ini, Dede menggambarkan dengan sangat bagus pengalamannya selama di negeri Paman Sam. Kebetulan ketika itu, gerakan pembebasan gay di kampus-kampus berkembang pesat dalam suasana euforia. Ternyata, Dede tergugah oleh gerakan ini, seolah-olah mulai ketemu jalan keluar dari kemelut batin yang dialami di Indonesia di bawah Orde Baru. Akhirnya ia berani “membuka diri” di depan umum. Mungkin dia orang Indonesia pertama yang seberani itu. Di kalangan mahasiswa Indonesia di Cornell, yang dibagi dua antara birokrat-birokrat yang diongkosi Orde Baru dan orang-orang “sipil” yang bebas, berita ini ternyata mengagetkan. Grup pertama biasanya sinis dan marah: “bikin malu, ah”, “ikut-ikutan bule, ah” dan sebagainya. Ada juga yang bilang; “dasar Cina.” Tetapi grup kedua ternyata bisa menerima realitas, daan di kalangan ini Dede tak kehilangan teman, kalaupun kadang-kadang dia diobok-obok.

    Saya sendiri? Kagum dan heran. Kagum kepada keberaniannya dan heran melihat manusia Indonesia tipe baru, yang belum pernah saya jumpai sebelumnya: seorang gay. Dari mana keberanian itu? –Benedict Anderson

0 komentar:

Leave a Reply