When Marriage is A Choice

Gay yang menikah selalu dihadapkan pada kondisi tak terelakkan, yakni membagi peran antara keluarga dan dirinya sendiri. Di satu sisi, dengan pilihan menikah, gay memiliki tanggungjawab sebagai pemimpin keluarga, suami, dan ayah (bagi yang dikaruniai anak). Tapi, di sisi lain, gay tetap memiliki kebutuhan sexual pada laki-laki yang harus dipenuhi. Kondisi tersebut tak pelak menimbulkan perasaan dilematis. Muncul beragam pertanyaan yang menarik untuk diungkap. Sejauh mana relasi homosexual bisa berjalan bagi gay yang menikah? Bagaimana sikap gay dalam membagi peran antara keluarga dan dirinya sendiri? Apakah gay yang menikah menemukan kesulitan dalam merengkuh kebahagiaan?

Ingin baca? Download di sini.

Edisi sebelumnya (Buletin GN No. 29) lihat di sini.